Friday, November 20, 2015

TUGAS 3 ILMU SOSIAL BUDAYA : Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentris dalam konflik diIndonesia



MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

PRASANGKA, DISKRIMINASI & ETNOSENTRIS PADA MEDIA SOSIAL

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD ABI ANDARA

NPM : 14315449
KELAS 1TA07


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015

KATA PENGANTAR

Berkat rahmat dan hidayah dari Allah SWT maka sampai saat ini penulis masih diberikan kesempatan dalam menyusun makalah tugas ilmu budaya dasar ini. Semoga Allah SWT akan senantiasa memberikan kemudahan disetiap kegiatan yang kita lakukan.

Makalah ini disusun atas tugas dari matakuliah softskill ilmu budaya dasar. Perlu diketahui penulis memasuki dunia perkuliahan di Universitas Gunadarma fakultas teknik sipil dan perencanaan jurusan teknik sipil. Yang mana baru memasuki tahapan semester pertama dan berkampus di Depok.

Akhir kata penulis berharap agar tugas makalah ini dapat menjadi salah satu sumber informasi dan dapat membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ketiga matakuliah ilmu sosial dasar.



JAKARTA, 12 NOVEMBER 2015




PENULIS


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pada dasarnya kehidupan konflik yang terjadi pada kehidupan bermasayarakat tidak lah lepas oleh tiga hal utama ini yaitu, prasangka, diskriminasi, dan etnosentris. Banyak sekali suatu pertikaian/konflik yang terjadi di masyarakat terjadi karena hal ini. Sebagai contoh sesorang menawarkan sebuah pinjaman secara cuma-cuma terhadap orang lain. Orang lain tersebut akan memiliki suatu prasangka apakah ini suatu bentuk penipuan atau kejahatan lainnya, atau pinjaman itu memang benar adanya. Prasangka ini lah yang dapat menyebabkan timbulnya suatu konflik pada masyarakat akibat dari kecurigaan seseorang terhadap individu lainnya. Dan masih banyak contoh lainnya yang menyangkut tiga hal diatas tadi yang menyebabkan konflik pada masyarakat.

Perkembangan zaman pada sekarang ini telah menyebabkan 3 hal tersebut lebih mudah untuk dijadikan bahan utama untuk saling mengadudombakan suatu pihak dengan pihak lainnya. Perlunya sikap dewasa untuk membijakin 3 hal tersebut sangat lah penting. Jika kita lihat banyak sekali artikel-artikel di social media yang menebarkan berita yang tidak benar agar dapat memicu suatu pendapat atau pikiran negatif seseorang terhadap individu lainnya.

Berdasarkan latar belakang tersebut penusil akan mengangkat judul makalah/artikel ini dengan.

"PRASANGKA, DISKRIMINASI, & ETNOSENTRIS PADA MEDIA SOSIAL"

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang dan judul yang penulis ambil maka rumusan masalahnya adalah banyaknya artikel-artikel website yang beredar di media sosial yang menyangkut dengan prasangka, diskriminasi, dan etnosentris yang bertujuan untuk memberikan pandangan negatif terhadap suatu pihak tertentu.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pengambilan judul tersebut adalah :
  1. Memberikan pengertian tentang prasangka, diskriminasi dan etnosentris.
  2. Memberikan contoh artikel yang mengandung prasangka, diskriminasi dan etnosentris.
  3. Memberikan pandangan postif dalam hal menanggapi 3 hal tersebut

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Pada umumnya Prasangka dapat disusun dari 2 kata yaitu, Pra = sebelum; dan sangka = dugaan. Yang dapat diartikan sebagai sebuat perasaan hati dimana perasaan tersebut memberikan sebuah kesimpulan awal terhadap sesuatu, sebelum kita mengetahui secara benar dan jelas fakta dari setuatu tersebut.

Prasangka pada mulanya hanyalah sebuah perasaan negatif individu terhadap individu lainnya, Tapi lama-kelamaan dapat menimbulkan tindakan yang dapat menghambat, merugikan, bahkan mengancam suatu individu yang tidak jarang dapat menyebabkan terjadinya konflik. 
John E .Farley membagi prasangka ini menjadi 3 golongan yaitu :
  1. Prasangka Kognitif : merujuk pada apa yang dianggap benar
  2. Prasangka afektif : merujuk pada apa yang disukai dan tidak disukai
  3. Prasangka Konatif : merujuk pada bagaimana kecendrungan sesorang dalam bertindak
Sedangkan diskriminasi jika dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan tentang diskriminasi ialah membedakan perlakuan terhadap suatu individu karena faktor warna kulit, golongan, suku, agama, dan sebagainya.



Diskriminasi dibagi menjadi 2 yaitu diskriminasi secara langsung dan secara tidak langsung. Diskriminasi langsung adalah diskriminasi yang dilakukan secara langsung terhadap suatu individu didalam kehidupan sehari-hari, sedang kan diskriminasi yang tidak langsung adalah praktek-praktek yang tampak netral tetapi menghasilkan perlakuan yang tidak sama terhadap seseorang dengan karakteristik tertentu.

Sedangkan Etnosentris adalah sikap memandang remeh suku atau etnis lain. Etnosentris dapat terjadi jika suatu suku/etnis tetap memegang kukuh identitasnya, dan menolak untuk bercambur/membaur dengan suku/etnis lainnya. Dalam sikap etnosentris ini memiliki prinsip untuk menilai suatu golongan lain berdasarkan apa yang ada pada suku/etnis sendiri. Semakin banyaknya persamaan yang dimiliki semakin mudah untuk diterima disuku tersebut, sedangkan sebaliknya semakin bederbeda suatu suku semakin dijauhin suku tersebut.

2.2 Prasangka, Diskriminasi, dan Etnosentris pada media sosial

Dari pembahasan pengertian prasangka, diskriminasi dan etnosentris diatas dapat kita simpulkan bahwa suatu konflik dapat terjadi karena didasari oleh sikap-sikap tersebut. Terlebih diera globalisasi ini yang dimana setiap individu dapat mengatarakan pendapatnya secara luas disebuah media sosial. Karena keterbebasan ini lah pendapat sesorang dapat menjadi pemicu perbedaan pendapat dan dapat memungkinkan untuk terjadi suatu konflik. Jika dilihat dari penggunaan media sosial ini sudah banyak yang mengandung unsur-unsur prasangka, diskriminasi, dan etnosentris yang bertujuan untuk menjelek-jelekan suatu individu tertentu. Berikut ini beberapa contoh postingan artikel disuatu sosial media yang mengandung unsur prasangka, diskriminasi, dan etnosentris.

(artikel yang memuat diskriminasi)

 (artikel yang memuat etnosentris dan diskriminasi)

(artikel yang memuat prasangka)

(artikel yang memuat prasangka)

(artikel yang memuat etnosentris)

(artikel yang memuat prasangka)

Dapat kita lihat dari beberapa gambar diatas, peranan media sosial sangat lah berpengaruh dalam terjadinya konflik jika kita pribadi tidak menanggapi berita-berita diatas secara dewasa dan mencari sumber informasi yang benar. Banyaknya pihak-pihak yang menggunakan artikel untuk menyebarkan berita-berita yang faktanya belum tentu benar kepada orang luas.

2.3 Sikap mencegah prasangka, diskriminasi, dan etnosentris

Melihat dari pengertian dan contoh-contoh diatas dapat kita simpulkan bahwa sikap prasangka, diskriminasi dan etnosentris yang sangat berlebihan sangat lah tidah baik, karena dapat menyebabkan timbulnya rasa kecanggungan dan konflik antar masyarakat.

Berikut beberapa sikap dan tindakan yang dapat kita ambil untuk mencegah terjdainya prasangka, diskriminasi dan etnosentris.
  1. Berfikir positif, dengan berfikir positif kita dapat mengurangi prasangka buruk terhadap sesorang dan dapat menjadikan kita lebih percaya terhadap orang lain.
  2. Mencari informasi yang jelas, Kurangnya kepahaman akan sesuatu yang menyebabkan kita mudah berprasangka buruk terhadap orang lain. Lebih baik jika kita mencari informasi yang lebih detail sebelum mempercayai seseorang ataupun berprasangka buruk terhadap orang tersebut.
  3. Melihat keragaman budya, bahasa dan lainnya sebagai suatu keindahan atau pun sebagai suatu keberagaman dalam bentuk nyata dalam kehidupan kita. Sehingga kita dapat menerima sesama dan memberikan hak yang sama terhadap siapapun.
  4. Belajar mengelai budaya lain dan hilangkan sikap mendiskriminasi. Sehingga kita dapat memiliki pengetahuan yang lebih luas dan memiliki pertemanan yang lebih luas.
  5. Perbanyak pergaulan, perbanyak lah teman sepergaulan tanpa membedakan mereka dari suku, agama, negara, dan lain-lain.

BAB III
KESIMPULAN

Prasangka, diskriminasi, dan etnosentris merupakan pola fikir yang ada pada semua individu. Banyaknya konflik yang terjadi akibat dari 3 pola pikir tersebut, diIndonesia sendiri sudah banyak konflik-konflik besar yang terjadi akibat hal-hal tersebut. Sebagai contoh adalah tragedi 1998 dimana semua etnis tionghoa diburu dan dihakmi oleh masa. Pada tragedi tersebut banyak sekali pelanggaran yang terjadi, banyaknya diskriminasi dan etnosentris yang terjadi pada konflik tersebut. 

Perlunya sikap yang benar dan tidak mudahnya berprasangka buruk terhadap orang lain sejatinya diperlukan untuk mencegah suatu kesalah pahaman terjadi. Indonesia sebagai negara demokrasi sejatinya sudah harus terlepas dari prasangka, diskriminasi dan etnosentris pada setiap masyarakatnya. Karena sejatinya dinegara ini tidak memandang dan membeda-bedakan sesorang dari ras, agama, suku, dan lainnya, setiap orang memiliki hak yang sama di dalam negara ini.

DAFTAR PUSTAKA

1 comment: